shafCo
Friday, December 18, 2020
Thursday, January 30, 2020
POST_TEST NOSQL
Apa itu NoSQL ?
NOSQL menurut Wikipedia adalah sistem menejemen database yang berbeda dari sistem menejemen database relasional yang klasik dalam beberapa hal. NOSQL mungkin tidak membutuhkan skema tabel dan umumnya menghindari operasi join dan berkembang secara horisontal. Akademisi menyebut databaseseperti ini sebagai structured storage, istilah yang didalamnya mencakup sistem menejemen database relasional. NOSQL adalah database generasi terbaru yang mengarahkan kepada database yang tidak berelasi (non-relational), dapat disebarkan kepada siapapun (open-source) dan berskala horisontal (horizontal scale).
Berbeda dengan basis data SQL dimana meskipun berbeda-beda pembuat namun cara kerja NOSQL maupun cara penggunaannya relatif sama. Contohnya sama-sama menggunakan tabel yang dihubungkan oleh relasi-relasi, manipulasi data dengan bahasa SQL dan sb. Basis data NOSQL bisa sangat berbeda satu sama lain.
MongoDB
MongoDB merupakan salah satu database NoSQL dengan basis dokumen yang sangat populer saat ini, MongoDB didirikan oleh tiga serangkai yang terdiri dari Kevin Ryan, Eliot Horowitz, dan Dwight Meriman. Ketiganya tergabung di MongoDB Inc. dan berperan pada jabatannya masing — masing. Kevin menjabat board member, Dwight Merriman menjabat sebagai chairman, dan Eliot menjabat sebagai CTO di MongoDB Inc.
MongoDB menawarkan fitur high performance, high availability, dan automatic scaling, MongoDB menggunakan Javascript untuk melakukan operasi seperti CRUD, agregasi, indexing, dan operasi database lainnya, karena MongoDB menggunakan javascript maka dalam penyimpanan datanya MongoDB tidak menggunakan table, tetapi MongoDB menyimpan datanya dalam suatu dokumen yang strukturnya seperti JSON.
PRETEST NOSQL
- Apa yang anda ketahui tentang No SQL ?
Jawab :
NoSQL menurut Wikipedia adalah sistem menejemen database yang berbeda dari sistem menejemen database relasional yang klasik dalam beberapa hal. NOSQL mungkin tidak membutuhkan skema tabel dan umumnya menghindari operasi join dan berkembang secara horisontal. Akademisi menyebut databaseseperti ini sebagai structured storage, istilah yang didalamnya mencakup sistem menejemen database relasional. NOSQL adalah database generasi terbaru yang mengarahkan kepada database yang tidak berelasi (non-relational), dapat disebarkan kepada siapapun (open-source) dan berskala horisontal (horizontal scale).
- SQL dan NoSQL apa perbedaannya ?
Jawab :
SQL merupakan bahasa yang digunakan untuk mengatur/mengelola data dalam database relasional.
NoSQL merupakan database yang tidak membutuhkan skema dan tidak memiliki relasi untuk setiap tabel. Semua bentuk dokumen dari NoSQL adalah JSON yang mudah dibaca dan dimengerti. NoSQL banyak diminati karena memiliki performa yang tinggi dan bersifat non-relasional sehingga dapat memakai berbagai model data.
Friday, November 29, 2019
POST TEST OPTIMASI QUERY
- Menurut anda pentingkah melakukan optimasi query dalam memanajemen database ?
Jawab :
Menurut saya optimasi query sangatlah penting. Karena fungsi dari optimasi itu sendiri yaitu dapat meningkatkan strategi evaluasi dari suatu query untuk membuat evaluasi tersebut menjadi lebih efektif.
- Buat ringkasan dari materi SQL Tuning atau Optimasi Queri ?
Jawab :
Optimisasi Query adalah suatu proses untuk menganalisa query untuk menentukan sumber-sumber apa saja yang digunakan oleh query tersebut dan apakah penggunaan dari sumber tersebut dapat dikurangi tanpa merubah output. Atau bisa juga dikatakan bahwa optimisasi query adalah sebuah prosedur untuk meningkatkan strategi evaluasi dari suatu query untuk membuat evaluasi tersebut menjadi lebih efektif. Optimisasi query mencakup beberapa teknik seperti transformasi query ke dalam bentuk logika yang sama, memilih jalan akses yang optimal dan mengoptimumkan penyimpanan data.
Optimisasi query merupakan bagian dasar dari sebuah sistem database dan juga merupakan suatu proses untuk menghasilkan rencana akses yang efisien dari sebuah query di dalam sebuah database. Secara tidak langsung, sebuah rencana akses merupakan sebuah strategi yang nantinya akan dijalankan untuk sebuah query, untuk mendapatkan kembali operasi-operasi yang apabila dijalankan akan menghasilkan database record query. Ada tiga aspek dasar yang ditetapkan dan mempengaruhi optimisasi query, yaitu : search space, cost model dan search strategy.
Search space adalah sekumpulan rencana-rencana akses yang sama secara logika yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sebuah query. Semua rencana rencana dalam search space query mengembalikan hasil yang sama biarpun beberapa rencana lebih efisien dibandingkan dengan rencana yang lainnya. Cost model menandakan sebuah harga untuk tiap rencana dalam search space. Harga dari rencana tersebut adalah sebuah perkiraan dari sumber-sumber yang digunakan pada saat rencana dijalankan, dimana harga yang lebih rendah, merupakan yang terbaik dari rencana-rencana yang ada. Search strategy adalah sebuah perincian dari rencana-rencana mana dalam search space yang akan diperiksa. Apabila search space-nya kecil, maka strategi yang dapat diteruskan adalah menghitung dan mengevaluasi setiap rencana. Meskipun kebanyakan search space bahkan untuk query-query yang sederhana adalah sangat besar, akan tetapi query optimizer selalu memerlukan aturan heuristik untuk mengontrol nomer dari rencana-rencana yang akan diperiksa.
- Buat kesimpulan dari Materi SQL Tuning atau Optimasi Queri ?
Optimisasi query adalah sebuah prosedur untuk meningkatkan strategi evaluasi dari suatu query untuk membuat evaluasi tersebut menjadi lebih efektif.
PRETEST OPTIMASI QUERY
- Apa yang anda ketahui tentang Optimasi Query?
Jawab :
Optimasi Query adalah suatu proses untuk menganalisa query untuk menentukan sumber-sumber apa saja yang digunakan oleh query tersebut dan apakah penggunaan dari sumber tersebut dapat dikurangi tanpa merubah output. Atau bisa juga dikatakan bahwa optimasi query adalah sebuah prosedur untuk meningkatkan strategi evaluasi dari suatu query untuk membuat evaluasi tersebut menjadi lebih efektif.
Tujuan dari optimasi query adalah menemukan jalan akses yang termurah untuk meminimumkan total waktu pada saat proses sebuah query. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan optimizer untuk melakukan analisa query dan untuk melakukan pencarian jalan akses.
- Apa yang anda ketahui tentang SQL Tuning?
Jawab:
SQL Tuning adalah sebuah proses optimasi dengan cara mengubah perintah-perintah SQL serta menentukan teknik indexing agar SQL tersebut bekerja secara optimal.
Thursday, January 17, 2019
UI Aplikasi E-Learning Clash of Fruits
UI Aplikasi E-Learning Buah
Dalam dunia yang kompleks saat ini, seiring berkembang
pesatnya teknologi informasi dan komunikas. Masa depan anak-anak ditentukan
oleh kemampuan mereka untuk menguasai dasar-dasar membaca, matematika, dan ilmu
pengetahuan komputer. Namun biaya, ukuran kelas dan isu-isu lainnya sering
mencegah anak-anak mengakses pembelajaran online berkualitas yang dapat
mendukung dan memperkuat keterampilan penting. E-Learning untuk anak diciptakan
untuk menyenangkan dan belajar gratis
untuk anak-anak usia 3 - 5. Dalam aplikasi ini terdapat fitur-fitur dan
materi-materi pembelajaran, seperti membaca, seni dan ada yang sedang membangun
sebuah komunitas bagi orang tua dan pendidik untuk berbagi inovasi dan wawasan
dalam pendidikan usia anak.
E-learning for Kids tidak hanya untuk anak-anak, tetapi bisa
dijadikan sebagai:
·
Orang tua dapat lebih terlibat langsung dalam
pendidikan anak-anak mereka
·
E-learning dapat menyumbangkan pengetahuan
mereka tentang bagaimana anak-anak bisa belajar lebih baik.
·
Pendidikan Komersial dan pengembang game
berkontribusi bagi generasi berikutnya.
·
Upaya Korporasi dan asosiasi untuk menyalurkan
upaya sosial mereka.
·
Upaya Orang-orang untuk membuat inovasi
pendidikan untuk usia anak.
Aplikasi ini ditujukan untuk anak berumur 3 – 5 tahun,
dimana anak pada umur tersebut hanya mengenal berbagai buah saja, oleh karena
itu pengenalan berbagai macam buah sangat dibutuhkan untuk mamperlancar
jalannya permainan. Tujuan dari pengenalan ini adalah untuk menyediakan informasi
dari berbagai buah yang akan di mainkan.
Pada pengenalan ini mula – mula si anak akan dihadapkan
dengan tampilan berbagai macam buah. Contohnya sebagai berikut :
UI pertama, pada UI ini terdapat empat macam gambar buah
untuk setiap slide dan memiliki tombol ke kiri dan ke kanan berguna untuk mlihat
slide selanjutnya atau sebelumnya. Anak tersebut bebas untuk memilih buah yang
menarik menurut mereka atau yang mereka belum ketahui. Misalkan anak tersebut ingin memilih kotak
yang berada pada kiri-atas. Anak tersebut dapat melakukannya dengan mengkilk
gambar tersebut. Maka UI selanjutnya
akan seperti berikut :
UI kedua, pada UI ini terdapat gambar buah tersebut
serta dengan nama buah itu sendiri dan berbagai fitur :
·
Fitur tombol
Grid berupa jalan pintas untuk melihat lebih banyak buah dan tidak perlu
melihat satu per satu slide buah yang tidak kita inginkan. Atau kembali keUI pertama.
·
Fitur
tombol Suara berguna untuk memberikan keterangan tentang buah tersebut.
Terdapat nama buah dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris, dan warna buah.
·
Fitur
tombol ke Kiri berguna untuk kembali ke slide sebelumnya.
·
Fitur
tombol ke Kanan berguna untuk pergi ke slide selanjutnya.
Tuesday, October 9, 2018
Aplikasi E-Learning Buah - Buahan
Dalam dunia yang kompleks saat ini, seiring berkembang
pesatnya teknologi informasi dan komunikas. Masa depan anak-anak ditentukan
oleh kemampuan mereka untuk menguasai dasar-dasar membaca, matematika, dan ilmu
pengetahuan komputer. Namun biaya, ukuran kelas dan isu-isu lainnya sering
mencegah anak-anak mengakses pembelajaran online berkualitas yang dapat
mendukung dan memperkuat keterampilan penting. E-Learning untuk anak diciptakan
untuk menyenangkan dan belajar gratis untuk anak-anak usia 3 - 5. Dalam aplikasi ini
terdapat fitur-fitur dan materi-materi pembelajaran, seperti membaca, seni dan
ada yang sedang membangun sebuah komunitas bagi orang tua dan pendidik untuk
berbagi inovasi dan wawasan dalam pendidikan usia anak.
E-learning for Kids tidak hanya untuk anak-anak, tetapi bisa
dijadikan sebagai:
·
Orang tua dapat lebih terlibat langsung dalam
pendidikan anak-anak mereka
·
E-learning dapat menyumbangkan pengetahuan
mereka tentang bagaimana anak-anak bisa belajar lebih baik.
·
Pendidikan Komersial dan pengembang game
berkontribusi bagi generasi berikutnya.
·
Upaya Korporasi dan asosiasi untuk menyalurkan
upaya sosial mereka.
·
Upaya Orang-orang untuk membuat inovasi
pendidikan untuk usia anak.
Aplikasi ini ditujukan untuk anak berumur 3 – 5 tahun,
dimana anak pada umur tersebut hanya mengenal berbagai buah saja, oleh karena
itu pengenalan berbagai macam buah sangat dibutuhkan untuk mamperlancar jalannya
permainan. Tujuan dari pengenalan ini adalah untuk menyediakan informasi dari
berbagai buah yang akan di mainkan.
Pada pengenalan ini mula – mula si anak akan dihadapkan
dengan tampilan berbagai macam buah. Contohnya sebagai berikut :
UI pertama, pada UI ini terdapat empat macam gambar buah untuk
setiap slide dan memiliki baris penggulung secara menyamping (kanan-kiri). Anak
tersebut bebas untuk memilih buah yang menarik menurut mereka atau yang mereka belum
ketahui. Misalkan anak tersebut ingin memilih
kotak yang berada pada kiri-atas. Anak tersebut dapat melakukannya dengan mengkilk
gambar tersebut. Maka UI selanjutnya
akan seperti berikut :
UI kedua, pada UI ini terdapat gambar buah tersebut
serta dengan nama buah itu sendiri dan berbagai fitur :
· Fitur tombol Grid berupa jalan pintas untuk melihat
lebih banyak buah dan tidak perlu melihat satu per satu slide buah yang tidak
kita inginkan. Atau kembali keUI pertama.
· Fitur tombol Suara berguna untuk memberikan
keterangan tentang buah tersebut. Terdapat nama buah, warna buah, asal buah,
dan manfaat buah tersebut.
· Fitur tombol Back berguna untuk kembali ke slide
sebelumnya.
· Fitur tombol Next berguna untuk pergi ke slide
selanjutnya.
Friday, January 5, 2018
Makalah Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Ismail Akbar Brahma
Disusun oleh :
Shafwaturrijal ( 55417618 )
1IA16
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta’al yang telah memberikan karunia-NYA kepada kita semua.
Terutama kepada penulis, karena atas karunia dan kehendak-NYA penulis dapat
menyelasaikan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah yang
berjudul Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai mata kuliah softskill di
Universitas Gunadarma.
Penulis juga berterima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan makalah
ini, terutama kepada Bapak Ismail Akbar Brahma sebagai dosen Ilmu Sosial Dasar.
Penulis juga membuat makalah ini
dengan harapan bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi yang membacanya. Kritik
dan saran, penulis nantikan agar lebih baik kedepannya.
Depok, 04
Januari 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
ABSTRAK..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan
dan Manfaat.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1 PERBEDAAN
KEPENTINGAN................................................................. 3
2.2 PRASANGKA,
DESKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME................ 4
2.3 PERTENTANGAN-PERTENTANGAN
SOSIAL / KETEGANGAN
DALAM
MASYARAKAT............................................................................. 5
2.4 GOLONGAN-GOLONGAN
YANG BERADA DAN INTEGRASI
SOSIAL......................................................................................................... 7
2.5 INTEGRASI
NASIONAL............................................................................. 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12
BAB
I
PENDAHULUAN
Kepentingan
merupakan dasar timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku arena adanya dorongan untuk
memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan
hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya,
maka individu akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan
masalah bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.Oleh karena itu, akan
muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti; kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri, memperoleh
penghargaan yang sama, memperoleh prestasi dan posisi, memperoleh kedudukan di
dalam kelompoknya, memperoleh rasa aman dan untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Seperti yang dijelaskan di atas, apabila individu tidak bisa memenuhi
kepentingannya, maka akan terjadi ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan
idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik.
Permasalahan utama
dalam tinjauan konflik adalah adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan
pelaksanaan dan hasilnya kenyataan tersebut disebabkan oleh sudut pandang yang
berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi
dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
1.
Apa penyebab terjadinya pertentangn Sosial?
2.
Apa yang dimaksud Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme?
3.
Mengapa permasalahan itu terjadi?
4.
Bagaimana cara mengatasi konflik tersebut?
1. Mengetahui masalah apa saja yang terjadi di
dalam masyarakat.
2. Mengetahui yang dimaksud Prasangka, Diskriminasi
dan Etnosentrisme.
3 3. Latar belakang terjadinya konflik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PERBEDAAN
KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan dasar dari
timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri.
Pada umumnya secara psikologis dikenal
ada dua jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi
kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Oleh karena individu
mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam
aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendiriinya
timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan tersebut secara
garis besar disebabakan oleh dua faktorr, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan
sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu dalam hal
kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama.
Perbedaan-perbedaan kepetingan itu
antara lain :
1. Kepentingan individu untuk
memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk
memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk
memperoleh pengharaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk
memperoleh prestasi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk
dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk
memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh
rasa aman.
8. Kepentingan individu untuk
memperoleh kemerdekaan diri.
2.2
PRASANGKA,
DESKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME
Prasangka dan
diskriminasi dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat
merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat. Dari
peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan
sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai tindakan-tindakan kekerasan dan
destruktif yang merugikan.
Perbedaan terpokok
antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada
aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap
adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap
orang, obyek atau situasi. Prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak,
dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis.
Diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak
realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Etnosentrisme
yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan
diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain. Ethosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal
dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian
ethosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterprestasi atau
menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaan sendiri.
2.3 PERTENTANGAN-PERTENTANGAN
SOSIAL / KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik
(pertentangan ) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang
kasar dan perang. Dasar konlik pun berbeda-beda, dalam hal ini terdapat tiga
elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu :
1)
Terdapat dua atau lebih unit/bagian yang
terlibat didalam konflik.
2)
Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan
yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
3)
Terdapat interaksi antara diantara bagian-bagian
yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik
merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang
sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konfik dapat
terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada
lingkungan yang paling luas, yaitu masyarakat.
Konflik mungkin
realistis maupun tidak realisyis. Konflik yang realistis terkait dengan tujuan
rasional, dan konflik terjadi kebenaran atau merupakan kelengkapan untuk pencapaian
tujuan. Dalam konflik yang tidak realistis, konflik tersebut merupakan tujuan
itu sendiri. Hampir semua konflik yang berlangsung di dalam kerumitan situasi
kehidupan manusia, mempunyai elemen rasional maupun elemen tidak rasional.
Lebih jauh lagi konflik-konflik tersebut mungkin fungsional maupun
disfungsional pada saat yang bersamaan.
Setiap orang
atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai
yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan
kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah
sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Pada dasarnya
problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi:
1)
Problema Pemerintah.
2)
Problema Idelogi Bangsa.
3)
Problema Kedaerahan atau Minoritas.
Adapun cara
pemecahan konflik tersebut adalah sebagasi berikut :
1)
Elimintion yaitu pengunduran diri salah satu
pihak yang terlibat di dalam konflik.
2)
Subjugation atau domination artinya orang atau
pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk
mentaatinya.
3)
Integration (intergrasi) artinya
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangakan dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak.
2.4 GOLONGAN-GOLONGAN
YANG BERADA DAN INTEGRASI SOSIAL
a. Masyarakat
mejemuk dan nasion Indonesia
Masyarakat
Indonesai digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara
yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan
oleh kekuatan Nasional, yaitu terwujudnya Negara Indonesia.
Masyarakat
yang mejemuk tersebut dipersatukan oleh sistem Nasional yang
mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan administrasi pemerintahan,
politik, ekonomi, dan sosial yang berpusat di kota-kota. Untuk lebih jelas
dimukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut.
1)
Suku Bangsa dan Kebudayaannnya
2)
Agama
3)
Bahasa
4)
Nasion Indonesia
b.
Integrasi
Penduduk
Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh satu
sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Sistem kebudayaan yang
berlaku di Indonesia :
1)
Sistem kebudayaan daerah.
2)
Sistem kebudayaan agama, seperti Islam, Kristen,
Hindu dan Budha.
3)
Sistem kebudayaan Nasional
4)
Sistem kebudayaan asing, seperti China, Arab.
c.
Intergrasi Sosial
Intergrasi
sosial atau bisa juga disebut integrasi masyarakat ini bermakna terwujudnya
solidaritas sosial, rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis
dalam kerjasama kelompok yang menpunyai sifat, sikap dan watak yang berdeda.
2.5 INTEGRASI
NASIONAL
Integrasi
Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation
yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
Menghadapi
masalah integrasi ini sebenarnya tidak memilki kunci yang pasti karena masalah
yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio kultural nation state yang
berbeda pula. Sehingga masalah integrasi in cenderung diselesaikan sesuai
dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan dan
ada yang menempuh strategi politik yang lenih lunak.
1) Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional
Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi
nasional ini adalah adanya cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi
dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini
pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi.
Permasalahan yang kedua yaitu permasalahan yang
ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai
kelompok etnis lain diantara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut
Harsya Bachtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah merupakan nation-nation pribumi yang telah
terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memilih
ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation.
Permasalahan ketiga adalah masalah teritorial daerah
yang sering kali berjarak cukup jauh. Lebih-lebih Indonesia yang berbentuk
negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera.
Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu.
Permasalahan keempat ditinjau dari kehidupan dan
pertumbuhan partai politik. Permasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula
dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lear’s Taylor dan Michael C. Hudson
mencatat beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu terjadinya
demonstrasi, kerusuhan, meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik,
pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat reguler.
2) Upaya Pendekatan
Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai
potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang menyilang.
Usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperkecil dan menghilangkan kesenjangan-kesenjangan
itu antara lain :
a.
Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan
kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
b.
Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan
perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendidikan formal
lainnya.
3) Integrasi Nasional dalam Perspektif
Seperti yang diasumsikan oleh Harsya W. Bachtiar bahwa
masalah integrasi nasional akan tetap merupakan masalah, tanpa memandang apakah
itu negara baru ataupun negara yang sudah lama, karena pada setiap soal konflik
dapat saja terjadi. Disamping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang
telah dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan
yang sama besar untuk menjadi konflik (disintegrasi) atau integrasi, maka
kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya
integrasi.
Namun demikian integrasi nasional sebagai salah satu
cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau paling
tidak menekan kemungkinan permasalahan potensi masyarakat untuk mendukung agar
berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cutting affiliation.
BAB III
PENUTUP
Konflik (
pertentangan ) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang
kasar dan perang.
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku induvidu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara
psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu
kepentingan untuk meemenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial /
psikologis.
Integrasi nasional
bermakna solidaritas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis
tersebut, diarahkan demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional
Dengan
dibuatnya makalah ini kami mengharapkan kepada pembaca agar bisa memahami dan
dapat menerapkan di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs. H. Abu, dkk. 2009. Ilmu Sosial
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Makalah Agama dan Masyarakat
Agama
dan Masyarakat
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Ismail Akbar Brahma
Disusun oleh :
Shafwaturrijal ( 55417618 )
1IA16
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta’al yang telah memberikan karunia-NYA kepada kita semua.
Terutama kepada penulis, karena atas karunia dan kehendak-NYA penulis dapat
menyelasaikan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah yang
berjudul Agama dan Masyarakat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar sebagai mata kuliah softskill di Universitas Gunadarma.
Penulis juga berterima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan makalah
ini, terutama kepada Bapak Ismail Akbar Brahma sebagai dosen Ilmu Sosial Dasar.
Penulis juga membuat makalah ini
dengan harapan bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi yang membacanya. Kritik
dan saran, penulis nantikan agar lebih baik kedepannya.
Depok, 04
Januari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan
dan Manfaat.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1 Fungsi Agama.............................................................................................. 3
2.2 Pelembagaan Agama................................................................................. 5
2.3 Hubungan Agama
dengan Masyarakat................................................... 7
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 9
3.2 Saran............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
Kaitan agama
dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi
penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi
rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan
maut menimbulkan religi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada
pengalaman agamanya para tasawuf. Bukti diatas sampai pada pendapat bahwa agama
merupakan tempat mencari makna hidup yang final. Kemudian pada urutannya agama
yang diyakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan
sosial dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, dimana
pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tingkatan sosial, dan individu
dengan masyarakat seharusnya tidak bersifat antagonis.
Membicarakan
peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang sudah tentu
hubungannya erat, memiliki aspek-aspek yang terpelihara. Yaitu pengaruh dari
cita-cita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas sosial dan
grup sosial, perseorangan dan kolektivitas, dan mencakup kebiasaan dan cara
semua unsur asing agama diwarnainya. Yang lainnya juga menyangkut organisasi
dan fungsi lembaga agama sehingga agama dan masyarakat itu berwujud
kolektivitas ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, yang mempunyai seperangkat arti
mencakup perilaku sebagai pegangan individu dengan kepercayaan dan taat kepada
agamanya. Agama sebagai suatu sistem mencakup individu dan masyarakat, seperti
adanya emosi keagamaan, keyakinan terhadap sifat faham, ritual, serta umat atau
kesatuan sosial yang terkait agamanya. Agama dan masyarakat dapat pula
diwujudkan dalam sistem simbol yang memantapkan peranan dan motivasi
manusianya, kemudian terstrukturnya mengenai hukum dan ketentuan yang berlaku
umum, seperti banyaknya pendapat agama tentang kehidupan dunia seperti masalah
keluarga, bernegara, konsumsi, produksi, hari libur, prinsip waris, dan
sebagainya.
Kebutuhan dan
pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaam berbeda-beda. Karena itu
kebhinekaan kelompok dalam masyarakat akan mencerminkan perbedaan jenis
kebutuhan keagamaan.
1.
Bagaimana fungsi agama sebagai aspek penting
nilai, kebudayaan, sosial kelembagaan agama dalam masyarakat?
2.
Bagaimana Hubungan Agama dalam Masyarakat?
1. Mengetahui fungsi Agama dalam
kehidupan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Fungsi
Agama
Fungsi agama dalam masyarakat ada
tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan
kepribadian. Ketiga aspek tersebut merupakan kompleks fenomena sosial terpadu
yang pegaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul
pernyataan, sejauh nama fungsi lembaga agama dalam memelihara sistem, apakah
lembaga agama terhadap kebudayaan sebagai suatu sistem, dan sejauh manakah
agama dalam memepertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya.
Teori fungsional dalam melihat
kebudayaan pengertiannya adalah, bahwa kebudayaan itu berwujud suatu kompleks
dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sistem sosial
yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi,
berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain, setiap saat mengikuti
pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan, bersifat kongkret terjadi di
sekeliling.
Fungsi agama dalam pengukuhan
nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya
pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral. Dalam setiap masyarakat sanksi
sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumannya
bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi.
Fungsi agama di bidang sosial adalah
fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara
anggota-anggota beberapa mayarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang
membantu mempersatukan mereka.
Fungsi agama sebagai sosialisasi
individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu
sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk(mengarahkan) aktivitasnya
dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan
kepribadiannya. Orang tua di mana pun tidak mengabaikan upaya “moralisasi”
anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk
memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai
tujuan tersebut harus beribadat dengan kontinyu dan teratur, membaca kitab suci
dan berdoa setiap hari, menghormati dan mencintai orang tua, bekerja keras,
hidup secara sederhana, menahan diri dari tingkah laku yang tidak jujur, tidak
berbuat yang senonoh dan mengacau, tidak minum-minuman keras, tidak mengkonsumsi
obat-obatan terlarang, dan tidak berjudi. Maka perkembangan sosialnya terarah
secara pasti serta konsisten dengan suara hatinya.
Masalah fungsionalisme agama dapat
dinalisis lebih mudah pada komitmen agama, menurut Roland Robertson (1984), diklasifikasikan
berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi.
a. Dimensi keyakinan mengandung
perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan
teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.
b. Praktek agama mencakup
perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan
komitmen agama secara nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan
dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia.
Kedua, berbakti tidak bersifat formal dan tidak bersifat publik serta relatif
spontan.
c. Dimensi pengalaman memperhitungkan
fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang
benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung
dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat,
dengan suatu perantara yang supernatural.
d. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan
perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi
tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan
tradisi-tradisi keagamaan mereka.
e. Dimensi konsekuensi dari komitmen
religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra
pribadinya.
2.2
Pelembagaan
Agama
Agama begitu universal, permanen
(langgeng), dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memehami agama,
akan sukar memahami masyarakat. Hal yang perlu dijawab dalam memahami lembaga
agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsinya
dan struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kepercayaan,
praktek, pengalaman, dan pengatahuan keagamaan didalam kehidupan sehari-hari.
Terkandung makna ajaran “kerja” dalam pengertian teologis.
Kaitan agama dan masyarakat dapat
mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggunakan sebenarnya secara utuh
(Elizabeth K. Nottingham, 1995).
A. Masyarakat yang terbelakang dan
nilai-nilai sakral
Masyarakat
tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama
yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam
kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup kedalam kelompok aktivitas yang
lain. Sifat-sifatnya :
1) Agama memasukan pengaruhnya yang
sakral kedalam sistem nilai masyarakat secara mutlak.
2) Dalam keadaan lembaga lain selain
keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi
pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal
ini nilai-nilai agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi
perubahan.
B. Masyarakat praindustri yang sedang
berkembang
Keadaan
masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi. Agama memberikan
arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat ini,tetapi pada saat
yang sama lingkungan yang sakral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih
dapat dibedakan. Fase-fase kehidupan sosial diisi dengan upacara-upacara
tertentu. Di lain pihak, agama tidak memberikan dukungan sempurna terhadap
aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan terhadap adat-istiadat,
dan terkadang merupakan suatu sistem tingkah laku tanding terhadap sistem yang
telah disahkan.
Pendekatan rasional terhadap agama dengan penjelasan ilmiah biasanya
akan mengacu dan berpedoman pada tingkah laku yang sifatnya ekonomis dan
teknologis dan tentu akan kurang baik. Karena adlam tingkah laku, tentu unsur
rasional akan lebih banyak, dan bila dikaitkan dengan agama yang melibatkan
unsur-unsur pengetahuan di luar jangkauan manusia (transdental), seperangkat
symbol dan keyakinan yang kuat, dan hal ini adalah keliru. Karena justru
sebenarnya, tingkah laku agama yang sifatnya tidak rasional memberikan manfaat
bagi kehidupan manusia.
2.3
Hubungan
Agama dengan Masyarakat
Telah kita ketahui Indonesia
memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan dengan
masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat
dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam melestraikan
budaya.Sebagai contoh budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat
hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya.Hal ini
membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat dengan budaya sebagai patokan
utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama dan melestarikan
kebudayaannya.Selain itu masyarakat juga turut mempunyai andil yang besar dalam
melestarikan budaya, karena masyarakatlah yang menjalankan semua perintah agama
dan ikut menjaga budaya agar tetap terpelihara.
Selain itu ada juga hubungan
lainnya,yaitu menjaga tatanan kehidupan.Maksudnya hubungan agama dalam
kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan membentuk kehidupan
yang harmonis,karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain.
Sebagai contoh jika kita rajin beribadah dengan baik dan taat dengan peraturan
yang ada,hati dan pikiran kita pasti akan tenang dan dengan itu kita dapat
membuat keadaan menjadi lebih baik seperti memelihara dan menjaga budaya kita
agar tidak diakui oleh negara lain.
Namun sekarang ini agamanya hanyalah
sebagi symbol seseorang saja. Dalam artian seseorang hanya memeluk agama, namun
tidak menjalankan segala perintah agama tersebut. Dan di Indonesia mulai banyak
kepercayaan-kepercayaan baru yang datang dan mulai mengajak/mendoktrin
masyarakat Indonesia agar memeluk agama tersebut. Dari banyaknya
kepercayaan-kepercayaan baru yang ada di Indonesia, diharapkan pemerintah mampu
menanggulangi masalah tersebut agar masyarakat tidak tersesaat di jalannya. Dan
di harapkan masyarakat Indonesia dapat hidup harmonis, tentram, dan damai antar
pemeluk agama yang satu dengan lainnya.
BAB
III
PENUTUP
Kaitan agama
dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi
penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi
rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan
maut menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada
pengalaman agamanya para tasauf.
Bukti di atas
sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang
final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama yang diyakininya merupakan
sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali kepada
konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan
terefleksikan pada tindakan sosial, dan individu dengan masyarakat
seharusnyalah tidak bersifat antagonis.
Dengan
dibuatnya makalah ini kami mengharapkan kepada pembaca agar bisa memahami dan
dapat menerangkan hubungan antara agama dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Harwantiyoko, dan Neltje F. Katuuk. 1997. MKDU ILMU SOSIAL DASAR. Jakarta:
Gunadarma.
Subscribe to:
Posts (Atom)