Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Ismail Akbar Brahma
Disusun oleh :
Shafwaturrijal ( 55417618 )
1IA16
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta’al yang telah memberikan karunia-NYA kepada kita semua.
Terutama kepada penulis, karena atas karunia dan kehendak-NYA penulis dapat
menyelasaikan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah yang
berjudul Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai mata kuliah softskill di
Universitas Gunadarma.
Penulis juga berterima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan makalah
ini, terutama kepada Bapak Ismail Akbar Brahma sebagai dosen Ilmu Sosial Dasar.
Penulis juga membuat makalah ini
dengan harapan bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi yang membacanya. Kritik
dan saran, penulis nantikan agar lebih baik kedepannya.
Depok, 04
Januari 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
ABSTRAK..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan
dan Manfaat.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1 PERBEDAAN
KEPENTINGAN................................................................. 3
2.2 PRASANGKA,
DESKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME................ 4
2.3 PERTENTANGAN-PERTENTANGAN
SOSIAL / KETEGANGAN
DALAM
MASYARAKAT............................................................................. 5
2.4 GOLONGAN-GOLONGAN
YANG BERADA DAN INTEGRASI
SOSIAL......................................................................................................... 7
2.5 INTEGRASI
NASIONAL............................................................................. 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12
BAB
I
PENDAHULUAN
Kepentingan
merupakan dasar timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku arena adanya dorongan untuk
memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan
hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya,
maka individu akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan
masalah bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.Oleh karena itu, akan
muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti; kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri, memperoleh
penghargaan yang sama, memperoleh prestasi dan posisi, memperoleh kedudukan di
dalam kelompoknya, memperoleh rasa aman dan untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Seperti yang dijelaskan di atas, apabila individu tidak bisa memenuhi
kepentingannya, maka akan terjadi ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan
idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik.
Permasalahan utama
dalam tinjauan konflik adalah adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan
pelaksanaan dan hasilnya kenyataan tersebut disebabkan oleh sudut pandang yang
berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi
dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
1.
Apa penyebab terjadinya pertentangn Sosial?
2.
Apa yang dimaksud Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme?
3.
Mengapa permasalahan itu terjadi?
4.
Bagaimana cara mengatasi konflik tersebut?
1. Mengetahui masalah apa saja yang terjadi di
dalam masyarakat.
2. Mengetahui yang dimaksud Prasangka, Diskriminasi
dan Etnosentrisme.
3 3. Latar belakang terjadinya konflik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PERBEDAAN
KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan dasar dari
timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri.
Pada umumnya secara psikologis dikenal
ada dua jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi
kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Oleh karena individu
mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam
aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendiriinya
timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan tersebut secara
garis besar disebabakan oleh dua faktorr, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan
sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu dalam hal
kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama.
Perbedaan-perbedaan kepetingan itu
antara lain :
1. Kepentingan individu untuk
memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk
memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk
memperoleh pengharaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk
memperoleh prestasi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk
dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk
memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh
rasa aman.
8. Kepentingan individu untuk
memperoleh kemerdekaan diri.
2.2
PRASANGKA,
DESKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME
Prasangka dan
diskriminasi dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat
merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat. Dari
peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan
sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai tindakan-tindakan kekerasan dan
destruktif yang merugikan.
Perbedaan terpokok
antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada
aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap
adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap
orang, obyek atau situasi. Prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak,
dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis.
Diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak
realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Etnosentrisme
yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan
diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain. Ethosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal
dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian
ethosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterprestasi atau
menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaan sendiri.
2.3 PERTENTANGAN-PERTENTANGAN
SOSIAL / KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik
(pertentangan ) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang
kasar dan perang. Dasar konlik pun berbeda-beda, dalam hal ini terdapat tiga
elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu :
1)
Terdapat dua atau lebih unit/bagian yang
terlibat didalam konflik.
2)
Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan
yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
3)
Terdapat interaksi antara diantara bagian-bagian
yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik
merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang
sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konfik dapat
terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada
lingkungan yang paling luas, yaitu masyarakat.
Konflik mungkin
realistis maupun tidak realisyis. Konflik yang realistis terkait dengan tujuan
rasional, dan konflik terjadi kebenaran atau merupakan kelengkapan untuk pencapaian
tujuan. Dalam konflik yang tidak realistis, konflik tersebut merupakan tujuan
itu sendiri. Hampir semua konflik yang berlangsung di dalam kerumitan situasi
kehidupan manusia, mempunyai elemen rasional maupun elemen tidak rasional.
Lebih jauh lagi konflik-konflik tersebut mungkin fungsional maupun
disfungsional pada saat yang bersamaan.
Setiap orang
atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai
yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan
kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah
sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Pada dasarnya
problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi:
1)
Problema Pemerintah.
2)
Problema Idelogi Bangsa.
3)
Problema Kedaerahan atau Minoritas.
Adapun cara
pemecahan konflik tersebut adalah sebagasi berikut :
1)
Elimintion yaitu pengunduran diri salah satu
pihak yang terlibat di dalam konflik.
2)
Subjugation atau domination artinya orang atau
pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk
mentaatinya.
3)
Integration (intergrasi) artinya
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangakan dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak.
2.4 GOLONGAN-GOLONGAN
YANG BERADA DAN INTEGRASI SOSIAL
a. Masyarakat
mejemuk dan nasion Indonesia
Masyarakat
Indonesai digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara
yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan
oleh kekuatan Nasional, yaitu terwujudnya Negara Indonesia.
Masyarakat
yang mejemuk tersebut dipersatukan oleh sistem Nasional yang
mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan administrasi pemerintahan,
politik, ekonomi, dan sosial yang berpusat di kota-kota. Untuk lebih jelas
dimukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut.
1)
Suku Bangsa dan Kebudayaannnya
2)
Agama
3)
Bahasa
4)
Nasion Indonesia
b.
Integrasi
Penduduk
Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh satu
sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Sistem kebudayaan yang
berlaku di Indonesia :
1)
Sistem kebudayaan daerah.
2)
Sistem kebudayaan agama, seperti Islam, Kristen,
Hindu dan Budha.
3)
Sistem kebudayaan Nasional
4)
Sistem kebudayaan asing, seperti China, Arab.
c.
Intergrasi Sosial
Intergrasi
sosial atau bisa juga disebut integrasi masyarakat ini bermakna terwujudnya
solidaritas sosial, rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis
dalam kerjasama kelompok yang menpunyai sifat, sikap dan watak yang berdeda.
2.5 INTEGRASI
NASIONAL
Integrasi
Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation
yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
Menghadapi
masalah integrasi ini sebenarnya tidak memilki kunci yang pasti karena masalah
yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio kultural nation state yang
berbeda pula. Sehingga masalah integrasi in cenderung diselesaikan sesuai
dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan dan
ada yang menempuh strategi politik yang lenih lunak.
1) Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional
Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi
nasional ini adalah adanya cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi
dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini
pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi.
Permasalahan yang kedua yaitu permasalahan yang
ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai
kelompok etnis lain diantara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut
Harsya Bachtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah merupakan nation-nation pribumi yang telah
terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memilih
ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation.
Permasalahan ketiga adalah masalah teritorial daerah
yang sering kali berjarak cukup jauh. Lebih-lebih Indonesia yang berbentuk
negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera.
Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu.
Permasalahan keempat ditinjau dari kehidupan dan
pertumbuhan partai politik. Permasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula
dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lear’s Taylor dan Michael C. Hudson
mencatat beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu terjadinya
demonstrasi, kerusuhan, meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik,
pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat reguler.
2) Upaya Pendekatan
Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai
potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang menyilang.
Usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperkecil dan menghilangkan kesenjangan-kesenjangan
itu antara lain :
a.
Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan
kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
b.
Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan
perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendidikan formal
lainnya.
3) Integrasi Nasional dalam Perspektif
Seperti yang diasumsikan oleh Harsya W. Bachtiar bahwa
masalah integrasi nasional akan tetap merupakan masalah, tanpa memandang apakah
itu negara baru ataupun negara yang sudah lama, karena pada setiap soal konflik
dapat saja terjadi. Disamping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang
telah dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan
yang sama besar untuk menjadi konflik (disintegrasi) atau integrasi, maka
kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya
integrasi.
Namun demikian integrasi nasional sebagai salah satu
cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau paling
tidak menekan kemungkinan permasalahan potensi masyarakat untuk mendukung agar
berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cutting affiliation.
BAB III
PENUTUP
Konflik (
pertentangan ) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang
kasar dan perang.
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku induvidu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara
psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu
kepentingan untuk meemenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial /
psikologis.
Integrasi nasional
bermakna solidaritas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis
tersebut, diarahkan demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional
Dengan
dibuatnya makalah ini kami mengharapkan kepada pembaca agar bisa memahami dan
dapat menerapkan di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs. H. Abu, dkk. 2009. Ilmu Sosial
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
No comments:
Post a Comment