Friday, January 5, 2018

Makalah Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar


Dosen : Ismail Akbar Brahma


Disusun oleh :
Shafwaturrijal ( 55417618 )
1IA16

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’al yang telah memberikan karunia-NYA kepada kita semua. Terutama kepada penulis, karena atas karunia dan kehendak-NYA penulis dapat menyelasaikan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah yang berjudul Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai mata kuliah softskill di Universitas Gunadarma.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Ismail Akbar Brahma sebagai dosen Ilmu Sosial Dasar.
Penulis juga membuat makalah ini dengan harapan bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi yang membacanya. Kritik dan saran, penulis nantikan agar lebih baik kedepannya.


Depok, 04 Januari 2018



Penulis



DAFTAR ISI

ABSTRAK..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1     Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2     Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3     Tujuan dan Manfaat.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1     PERBEDAAN KEPENTINGAN................................................................. 3
2.2     PRASANGKA, DESKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME................ 4
2.3     PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL / KETEGANGAN   
          DALAM MASYARAKAT............................................................................. 5
2.4     GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERADA DAN INTEGRASI
          SOSIAL......................................................................................................... 7
2.5     INTEGRASI NASIONAL............................................................................. 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 11
3.1     Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2     Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12

 


BAB I

PENDAHULUAN

Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku dari individu. Individu  bertingkah laku arena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka individu akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.Oleh karena itu, akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti; kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri, memperoleh penghargaan yang sama, memperoleh prestasi dan posisi, memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya, memperoleh rasa aman dan untuk memperoleh kemerdekaan diri. Seperti yang dijelaskan di atas, apabila individu tidak bisa memenuhi kepentingannya, maka akan terjadi ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik.
Permasalahan utama dalam tinjauan konflik adalah adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan tersebut disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.



1.     Apa penyebab terjadinya pertentangn Sosial?
2.     Apa yang dimaksud Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme?
3.     Mengapa permasalahan itu terjadi?
4.     Bagaimana cara mengatasi konflik tersebut?

         1.   Mengetahui masalah apa saja yang terjadi di dalam masyarakat.
         2.   Mengetahui yang dimaksud Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme.
3             3.   Latar belakang terjadinya konflik.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1      PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendiriinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan tersebut secara garis besar disebabakan oleh dua faktorr, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama.
Perbedaan-perbedaan kepetingan itu antara lain :
1.      Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2.      Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3.      Kepentingan individu untuk memperoleh pengharaan yang sama.
4.      Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
5.      Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
6.      Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
7.      Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman.
8.      Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

2.2      PRASANGKA, DESKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME

Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai tindakan-tindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan.
Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Ethosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian ethosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterprestasi atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaan sendiri.

2.3      PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL / KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT

Konflik (pertentangan ) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar konlik pun berbeda-beda, dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu :
1)     Terdapat dua atau lebih unit/bagian yang terlibat didalam konflik.
2)     Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
3)     Terdapat interaksi antara diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konfik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang paling luas, yaitu masyarakat.
Konflik mungkin realistis maupun tidak realisyis. Konflik yang realistis terkait dengan tujuan rasional, dan konflik terjadi kebenaran atau merupakan kelengkapan untuk pencapaian tujuan. Dalam konflik yang tidak realistis, konflik tersebut merupakan tujuan itu sendiri. Hampir semua konflik yang berlangsung di dalam kerumitan situasi kehidupan manusia, mempunyai elemen rasional maupun elemen tidak rasional. Lebih jauh lagi konflik-konflik tersebut mungkin fungsional maupun disfungsional pada saat yang bersamaan.



Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah sangat penting bagi bangsa Indonesia.

Pada dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi:
1)     Problema Pemerintah.
2)     Problema Idelogi Bangsa.
3)     Problema Kedaerahan atau Minoritas.

Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagasi berikut :
1)     Elimintion yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
2)     Subjugation atau domination artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya.
3)     Integration (intergrasi) artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangakan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.





2.4      GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERADA DAN INTEGRASI SOSIAL

a.     Masyarakat mejemuk dan nasion Indonesia

Masyarakat Indonesai digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan Nasional, yaitu terwujudnya Negara Indonesia.
Masyarakat yang mejemuk tersebut dipersatukan oleh sistem Nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial yang berpusat di kota-kota. Untuk lebih jelas dimukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut.
1)     Suku Bangsa dan Kebudayaannnya
2)     Agama
3)     Bahasa
4)     Nasion Indonesia

b.     Integrasi

Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh satu sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Sistem kebudayaan yang berlaku di Indonesia :
1)     Sistem kebudayaan daerah.
2)     Sistem kebudayaan agama, seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha.
3)     Sistem kebudayaan Nasional
4)     Sistem kebudayaan asing, seperti China, Arab.

          c.    Intergrasi Sosial

Intergrasi sosial atau bisa juga disebut integrasi masyarakat ini bermakna terwujudnya solidaritas sosial, rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis dalam kerjasama kelompok yang menpunyai sifat, sikap dan watak yang berdeda.

2.5      INTEGRASI NASIONAL

Integrasi Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
Menghadapi masalah integrasi ini sebenarnya tidak memilki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio kultural nation state yang berbeda pula. Sehingga masalah integrasi in cenderung diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan dan ada yang menempuh strategi politik yang lenih lunak.
1)     Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional
Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi nasional ini adalah adanya cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi.
Permasalahan yang kedua yaitu permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis lain diantara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut Harsya Bachtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah  merupakan nation-nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memilih ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation.
Permasalahan ketiga adalah masalah teritorial daerah yang sering kali berjarak cukup jauh. Lebih-lebih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera. Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu.
Permasalahan keempat ditinjau dari kehidupan dan pertumbuhan partai politik. Permasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lear’s Taylor dan Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu terjadinya demonstrasi, kerusuhan, meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat reguler.
2)     Upaya Pendekatan
Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang menyilang. Usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperkecil dan menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain :
a.    Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
b.    Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendidikan formal lainnya.
3)     Integrasi Nasional dalam Perspektif
Seperti yang diasumsikan oleh Harsya W. Bachtiar bahwa masalah integrasi nasional akan tetap merupakan masalah, tanpa memandang apakah itu negara baru ataupun negara yang sudah lama, karena pada setiap soal konflik dapat saja terjadi. Disamping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang telah dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik (disintegrasi) atau integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi.
Namun demikian integrasi nasional sebagai salah satu cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan potensi masyarakat untuk mendukung agar berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cutting affiliation.



BAB III

PENUTUP


Konflik ( pertentangan ) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan perang.
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku induvidu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk meemenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial / psikologis.
Integrasi nasional bermakna solidaritas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis tersebut, diarahkan demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional
Dengan dibuatnya makalah ini kami mengharapkan kepada pembaca agar bisa memahami dan dapat menerapkan di lingkungan masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA




Ahmadi, Drs. H. Abu, dkk. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

No comments:

Post a Comment